Gadget Sebagai Kemajuan Bangsa Sekaligus Sebagai Rusaknya Moral Bangsa

Gadget Sebagai Kemajuan Bangsa Sekaligus Sebagai Rusaknya Moral Bangsa


Era modern dengan embel – embel globalisasi telah menerjang segala lapisan masyarakat khususnya remaja . Sangat mudah ditemukan benda satu ini dengan harga yang bervariasi. Bahkan warga dengan ekonomi menengahpun dapat memilikinya. Kurangnya pengertian tentang moral dapat mencederai kemajuan globalisasi ini. Dengan gadget yang canggih informasi menjadi sangat mudah diakses serta mencari sesuatu sangatlah mudah dengan mesin pencari.

Kemajuan bangsa dapat dilihat dari teknologinya , terutama gadget sebagai sumber penyalur informasi cepat dan tak terbata. Bisa dikatakan bangsa Indonesia secara teknologi tidak ketinggal zaman, dan lebih baik dari negara – negara lain dalam hal konsumsi data. Tercatat Indonesia sebagai negara terbasar kedua sebagai negara pengguna Facebook setelah Amerika. Jadi bisa disimpulkan bahwa kebutuhan paket data negara kita sangat fantastis.

Internet seolah sudah menjadi kebutuhan pokok masyarakat yang setiap harinya harus terpenuhi. Tanpa internet masyarakat merasa seperti kehilangan info dan trend yang sedang berjalan. Hal ini merupakan sebuah sesuatu yang bagus karena syarat menjadi negara maju yakni rakyatnya haus akan informasi dan Indonesia telah memilikinya serta masyarakat  yang bisa menggunakan teknologi terbaru.

Salah satu dampak positif kemajuan teknologi ini yakni masyarakat dari kalangan pelajar bisa menjari bahan ajar , referensi dan literatur secara mandiri di internet tanpa harus berdesakan di perpustakaan yang tidak lengkap serti bisa berhubungan dengan warga negara lain tanpa ada batasan jadi bisa untuk sharing materi sekolah masing – masing dan berbagi pengalaman.

Selain itu hal positif yang bisa didapat yakni komunikasi yang terjangkau dan semuanya dapat melakukan itu. Gadget sekarang dituntut agar bisa bertatap muka melalui fitur webcame dan video call. Sudah seperti telepati karena seseorang yang berada jauh disana bisa dengan mudah ngobrol sambil bertatap muka dengan rekannya kapanpun dan dimanapun. Mencari teman lama , mengirim email atau berdiskusi di forum juga sangat berguna.

Hal positif lain yang kita dapatkan yaitu menjadikan kita sebagai masyarakat yang berwawasan luas dengan informasi yang amat sangat mudah diakses kapanpun dan dimanapun. Berita terbaru dapat kita ketahui dengan cepat dan amat mudah. Berbagi info dengan teman sudah sangat umum terjadi didalam dunia maya setiap harinya. Dengan kecanggihan ini kita juga bisa menghasilkan uang , misalnya saja dari blog , youtube atau PPC (Pay Per Click). Dengan hanya menatap layar kita bisa mendapat uang sendiri tanpa harus bekerja kasar. Kita pun bisa berdagang lewat online shop untuk mendapat uang dengan cepat mudah tanpa harus membuka toko pun kita bisa membuat sebuah website jual beli atau kita menjual barang tak terpakai di jasa layanan iklan jual beli online. Semua hal postif bisa dicapai jika kita sadar akan hakekat gadget itu sendiri. Memilih teman yang baik namun bukan berarti pilah pilih teman dan terkesan apatis. Lalu pintar mengfilter berbagai informasi yang didapat dan bisa membedakan hal yang baik dan buruk.

Sayangnya kemajuan teknologi ini tidak dibarengi dengan pengetahuan moral dan pendidikan karakter sehingga menyebabkan dampak yang merusak. Mulai dari anak SMP yang berbuat mesum hingga penipuan tingkat internasional. Mudahnya mengirim informasi membuat Pengedar narkoba dengan mudah mengedarkan barang haram tersebut sampai kepelosok desa tanpa diketahui oleh pihak berwajib. Selain itu penipuan lewat media sosial kini marak terjadi yang sasarannya adalah para pengguna gadget yang lemah akan pengetahuan tentang jual beli online.

Kasus maraknya video porno yang beredar bahkan hingga ke anak – anak SD sangat menggetarkan jiwa. Bagaimana tidak, anak – anak yang seharusnya bermain dengan ceria kini telah terkontaminasi otaknya oleh hal – hal kotor yang dapat menyebabkab syaraf mereka menjadi terbiasa menerima hal semacam itu. Video porno dengan mudah didapat di internet atau  dari gadget ke gadget secara langsung. Sungguh ironis kemajuan teknologi dinodai dengan adanya hal bodoh ini. Teknologi yang seharusnya menuntun masyarakat menjadi lebih berpengetahuan tinggi serta berintektualitas malah meracuni masyarakat hingga anak – anak kejurang kebodohan yang sangat konyol diusia mereka yang masih berkembang.

Siswa yang seharusnya belajar diwaktu malam malah asik bergelut dengan gadgetnya. Pola tidur siswa sekarang sangat kacau karena asiknya bermain gadget hingga larut malam , ketika disekolah mereka malah tidur, seolah kesekolah hanya pindah tempat tidur saja lalu ini berdampak dengan nilai ulangan yang mengenaskan. Disekolah guru dituntut menjadi fasilitator pendidikan karakter siswanya supaya tidak tersesat dijalan yang salah ini. Membatasi siswanya untuk bisa mengenal lebih jauh tentang dunia teknologi memang salah besar , namun membiarkan mereka termakan masa depannya oleh hal semacam ini juga tidak bisa kita biarkan. Seperti rantai setan karena kedua jalan berpeluang untuk mencapai dampak buruk masing – masing.

Sekarang bisa kita katakan perbedaan anak – anak dulu dengan anak – anak masa kini sudah sangat kontras. Kita ambil contoh anak – anak dulu bermain sampai kampung sebelah , bermain kesungai dan bermain mainan tradisional yang baik bagi kebutuhan sosialisasi mereka. Namun anak – anak masa kini lebih senang berdiam dirumah sambil online atau bermain game. Seandainya keluar rumahpun mereka hanya membawa gadget dan ketika berkumpul dengan temannya hanya asik dengan gadget masing –  masing . hal ini menyebabkab anak sekarang sulit bersosialisasi dengan orang lain dan bisa dianggap apatis.

Sekarang jarang sekali ditemukan orang yang menyapa orang lain ketika bertemu dijalan. Yang dapat kita temui justru orang yang berjalan sambil memegang gadget mereka masing – masing. Hubungan sosialitas semaikin luntur, nilai – nilai pancasila hanya menjadi sebuah ideologi tertulis tanpa diterapkan dalam kehidupan mereka sehari – hari. Waktu yang berhargapun mereka isi dengan bercengkerama dengan benda itu. Seharipun tanpa memegang gadget membuat mereka tidak nyaman. Masyarakat sudah seperti demam gadget atau bahkan sudah seperti kecanduan benda satu ini.

Orang tua dirumah juga sangat berperan penting dengan perkembangan anaknya. Mereka  seharusnya menjadi pengarah bagi anak – anaknya supaya tidak terjerat didalam labirin globalisasi yang penuh dengan racun ini karena masa depan bangsa akan berada ditangan mereka kelak. Membekali mereka dengan tuntunan agama merupakan langkah yang lumayan tepat. Selain itu memberi mereka kesempatan untuk mengikuti kegiatan ekstrakurikuler disekolahnya juga patut dilakukan.

Lingkungan tempat mereka bersosialisasi juga sangat berpengaruh bagi mereka. Jika mereka bergabung dengan anak yang suka bermain game online di warnet maka mereka juga akan ketagihan game online, jika mereka bergaul dengan anak – anak yang rajin mencari materi belajar di internet maka mereka akan terbawa juga. Selebihnya karakter masing  –  masing anakalah yang akan menentukan kemana arah mereka akan berlabuh.

Kesenjangan sosialpun menjadi sangat mendominasi dengan adanya hal ini. Status sosial akan lebih dipandang lebih tinggi jika sudah mencicipi alat yang bernama gadget ini. Kepekaan masyarakat terhadap peristiwa sosial memang menjadi lebih tinggi , namun partisipasi mereka justru lebih rendah sehingga mereka hanya terlihat seperti penyimak saja.

Kita tidak bisa menanggap bahwa gadget itu sangat penting atau menganggapnya tidak penting sama sekali. Era global memang serba canggih dan bisa dikatakan bahwa dunia semakin sempit karena tidak ada batasan dalam berkomunikasi. Selain itu , semakin banyaknya keperluan yang berkaitan dengan internet juga kian banyak. Misalnya untuk mencari referensi tugas , mencari lowongan pekerjaan melakukan transaksi online dan masih banyak lagi. Namun dilain sisi gadget banyak membuat dampak negatif bagi masyarakat khususnya anak – anak . jadi kita tidak bisa mendewakan gadget dan menganggapnya sebagai kebutuhan primer. Namun sudah membudayanya gadget membuat sulit menghapus presepsi bahwa gadget sebagai kebutuhan utama.

Ketergantungan akan gadget sudah tidak bisa dihilangkan dalam perilaku tatanan masyarakat kita. Setiap hari semua orang hidup dengan benda ini ditangan mereka. Gadget bukan saja hanya tablet atau smarthphone, namun handphone pun bisa dianggap gadget. Ibarat sebuah makanan, gadget sudah seperti nasi bagi para penggunanya. Mereka tidak bisa seharipun tanpa memegang gadget. Jika mereka tidak bersama gadget mereka bahkan hanya bagi para penggunanya. Mereka tidak bisa seharipun tanpa memegang gadget. Jika mereka tidak bersama gadget mereka bahkan hana satu jam pun akan merasa lemas dan merasa seperti ada yang kurang dalam hidup mereka.

Tidak bisa disalahkan pengguna gadget tersebut karena itu merupakan hak mereka untuk menikmati majunya era globalisasi yang kian gencar akan penemuan – penemuan baru. Namun juga salah jika kita membiarkan diri menggunakan gadget tanpa ada batasan – batasan tertentu sehingga bukannya kita menjadi lebih berwawasan tetapi malah membuat kita menjadi malas dalam melakukan hal – hal yang lebih berguna bagi diri sendiri maupun untuk orang lain.

Gadget memang dipandang sebagai alat primer yang setiap hari digunakan dan sudah tak menjadi benda mewah lagi. Namun dampak negatif yang ditimbulkan lebih besar daripada dampak positifnya. Jika ini terus menerus berlangsung dengan berkelanjutan maka bangsa Indonesia akan sulit mencari pemimpin yang dapat diandalkan dimasa mendatang. Memang dengan adanya gadget semua informasi menjadi lebih mudah didapat, namun dengan tidak diimbangi dengan pengetahuan moral gadget hanya akan menjadi alat penghancur moral bangsa. Jadi canggihnya teknologi dimasa globalisasi ini bukan untuk menjadi alasan kita untuk tidak membatasi diri dari semua hal – hal yang merugikan diri sendiri maupun orang lain, namun harusnya bisa membuat kita menjadi berfikir mengenai berbagai hal baik yang harus kita lakukan dan hal buruk yang perlu kita hindari jauh – jauh.


45/5000
please comment politely on this blog